Menunggu hujan sambil memikirkan kamu, adalah perpaduan paling menyedihkan yang pernah saya punya.
Saturday, August 1, 2015
Menunggu Hujan
Malam ini saya terpekur membuang tatap jauh ke angkasa. Bulan bersinar penuh. Bintang-bintang sedang angkuh memamerkan sinarnya. Saya murung, menunggu hujan yang enggan hadir dari kemarin. Kemaraukah? Artinya, tanah bakal meranggas. Tanaman-tanaman akan bekerja lebih banyak untuk mendapat air di dalam tanah. Ayam-ayam akan terkantuk-kantuk melawan hawa panas di ranting pohon asam, kucing-kucing di rumah akan berdiam diri di bawah naungan pohon jambu, dan adik kecil anak tetangga akan bolak-balik membasuh wajahnya di keran air depan rumah. Saya? Mungkin akan lebih banyak berdiam di kamar, bersitatap dengan deru kipas angin, sambil menyesap es sirop dan mengunyah kacang bawang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Juni
Aku menekuri ujung sepatu yang kupakai. Sialnya, sepatu ini kembali melempar ingatanku pada wajah gadis itu. Katanya, dulu, ia pali...
-
Yuhuuuu, jadi ini adalah satu label baru di blog saya, yang saya namai #RabuReview. Jadi, setiap hari Rabu, saya akan memosting satu ha...
-
Blogpost hari ini, saya mau bahas soal drama Korea yang tayang di TvN. Sebenarnya, saya sudah punya DVD drama ini sejak jaman dahulu k...
No comments:
Post a Comment