Sunday, December 8, 2013

Temu Kembali

Kita seperti sedang berjalan menuju titik yang sama. Setelah pena saya seperti mengeriput. Setelah peluh saya bagai mati rasa. Kita seperti diizinkan kembali untuk menjahit kenangan-kenangan usang yang sudah lama tak ditengok di laci waktu. Hati-hati kita hampa. Tak terisi udara. Pun sesak seperti enggan mengisi ruang. Saya selalu menyisipkan jejak untuk kau temukan. Entah itu bisikan, ranting-ranting patah, atau remah roti. Semoga kau (kelak) cepat ke sini, di hati ini, Tuan.

1 comment:

Juni

Aku menekuri ujung sepatu yang kupakai. Sialnya, sepatu ini kembali melempar ingatanku pada wajah gadis itu. Katanya, dulu, ia pali...