Wednesday, October 28, 2015

(4)

lalu, pernahkah kau menghitung berapa banyak air mata yang jatuh dari sesak-sesakku?
apabila tidak, maka jangan bicara
cukup diam
dengarkan saja isakku yang serupa hujan orang mati
pejam-pejam saja kelopakmu
napasku mungkin tak akan selega dahulu
tapi setidaknya mulutmu tak keberatan untuk diam
telingamu luas menampung semua kisah-kesahku
toh, pada akhirnya kau juga akan beranjak
mengelus rambut legamku seraya berdiri tegak kemudian berbalik
toh, pada akhirnya kau juga akan menghilang
kan?

No comments:

Post a Comment

Juni

Aku menekuri ujung sepatu yang kupakai. Sialnya, sepatu ini kembali melempar ingatanku pada wajah gadis itu. Katanya, dulu, ia pali...