Tolong, berhenti memikirkanku
Aku bukan hal penting yang harus menyesaki kepalamu
Tolong, berhenti memujaku
Aku bukan Tuhan yang harus kau rapal-rapal dan puja
Tolong, berhenti menyebut namaku dalam lipatan doamu
Aku bukan orang yang pantas. Ada yang lebih pantas untuk kau ganjari dengan itu
Tolong, berhenti mengkhawatirkanku
Aku bukan anak berseragam yang sewajarnya kau resah-khawatiri
Tolong, berhenti mencintaiku!
inspired by Pluviophile.
Wednesday, October 28, 2015
(4)
lalu, pernahkah kau menghitung berapa banyak air mata yang jatuh dari sesak-sesakku?
apabila tidak, maka jangan bicara
cukup diam
dengarkan saja isakku yang serupa hujan orang mati
pejam-pejam saja kelopakmu
napasku mungkin tak akan selega dahulu
tapi setidaknya mulutmu tak keberatan untuk diam
telingamu luas menampung semua kisah-kesahku
toh, pada akhirnya kau juga akan beranjak
mengelus rambut legamku seraya berdiri tegak kemudian berbalik
toh, pada akhirnya kau juga akan menghilang
kan?
apabila tidak, maka jangan bicara
cukup diam
dengarkan saja isakku yang serupa hujan orang mati
pejam-pejam saja kelopakmu
napasku mungkin tak akan selega dahulu
tapi setidaknya mulutmu tak keberatan untuk diam
telingamu luas menampung semua kisah-kesahku
toh, pada akhirnya kau juga akan beranjak
mengelus rambut legamku seraya berdiri tegak kemudian berbalik
toh, pada akhirnya kau juga akan menghilang
kan?
Bincang Buku: Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir
Sebenarnya ini adalah kali ketiga saya "melahap" buku ini hingga tamat. Entah mengapa, buku ini selalu berhasil mencuri perhatian saya saat sedang berada di zona perasaan kacau dan kemudian melirik rak buku di sudut kamar. Sampulnya didominasi warna putih dan gambar bangunan Dome of the Rock yang megah. Buku ini saya beli saat masih duduk di bangku kuliah, tepatnya saat semester lima. Kesan orang-orang yang melihat saya membaca buku ini selalu sama; mengerutkan kening sambil menatap saya dari kepala hingga ujung kaki. Mungkin mereka berpikir lah kok muslimah berkerudung lebar bacaannya Jerusalem? Jerusalem kan kaitannya erat sama kristen sama Yahudi. Entah. Saya hanya menebak. Tapi, salah seorang kerabat dekat saya pernah berkata demikian saat melihat buku ini teronggok di kamar saya. Persis. Saya hanya menjawabnya dengan senyuman. Salah saya yang terlalu malas menjelaskan.
Tuesday, October 27, 2015
(3)
sepertinya kita terlalu banyak menerka-nerka
juga terlalu banyak membibit pengharapan
jadi, ketika ia usai
yang tersisa di kaki kita hanya genangan air mata yang melimpah
juga terlalu banyak membibit pengharapan
jadi, ketika ia usai
yang tersisa di kaki kita hanya genangan air mata yang melimpah
Wednesday, October 21, 2015
Jadi Ceritanya Begini (1)
"Great stories happen to those who can tell them." -Ira Glass
Sepekan kemarin, saya tengah disibuki dengan banyak kegiatan yang baik-baik. Alhamdulillah, I am surrounded by postive people. Sibuk jadi karyawati perusahaan swasta, saya ndak mau dong cuma melulu dipusingi urusan kantor, maka jadilah saya berusaha mencari circle lain di luar lingkungan kantor. Mulailah saya ngacak-ngacak laman Facebook, dan ketemulah saya sama satu komunitas LEGES (Luwuk English Hangout Society). Setelah nanya sama penggagasnya, akhirnya saya bisa sukses ikutan pertemuan perdana mereka. Acaranya keren, banyak orang-orang positif dan menyenangkan, sesuai namanya, di acara ini kami mencoba untuk terus berinteraksi menggunakan Bahasa Inggris. Semuanya sama-sama belajar di sini, walau beberapa kali tatapan yang lain selalu tersorot ke saya dan menanyakan bagaimana cara mengucapkan ini itu dalam Bahasa Inggris sebab saat perkenalan saya diminta menyebutkan alumnus mana, dan saya selalu bangga menyebutkan almamater saya, Universitas Negeri Makassar. :') *kemudian tulisan ini dibaca oleh Ayahanda Rektor*
:D
| |||
| So, these people are my new positive friends. :) |
Besoknya, saya dipertemukan lagi oleh Tuhan bersama orang-orang positif lainnya, FLP Banggai. Nikmat mana yang mampu saya dustakan? :')
![]() |
| FLP Banggai. Jangan lihat kuantitasnya, tapi lihat kualitasnya. Tsah! |
Udah segitu aja dulu. Jadi ceritanya begitu!
XOXO,
Kio
Friday, October 16, 2015
Thursday, October 15, 2015
(1)
di koridor panjang ini
saya duduk terpekur
penuh perhatian menggurat lantai cokelat di bawah
sambil sesekali menahan kantuk
lalu menoleh
berharap-harap sosok yang saya tunggu sejak pagi tadi datang
memutar musik di daftar lagu
pilihan saya jatuh pada suara sayang Tuan
mengalun seolah menyemangati
dua menit, dua jam, sampai berlelah
sudah beratus-ratus jenis minyak wangi yang mempir di indra penciuman saya
sudah beribu jenis manusia yang berlalu-lalang
tapi, dia belum jua tiba
duh, haruskah saya menyerah setelah beratus lipatan hari saya menunggu?
lelah?
bukan.
mulut dan hati saya sudah terlampau kebas untuk berkata lelah sekarang
mungkin sesak yang paling tepat
sesak yang sudah mengantri sejak puluhan purnama terbit
duh, bapak ibu dosen, kapan kalian tiba?
18 Mei 2015, pukul 14:22, sudah tujuh jam terpekur di gedung jurusan FBS UNM.
Catatan ini saya temukan di handphone saat masa galau penyusunan skripsi. Widiw, time flies so fast! :')
saya duduk terpekur
penuh perhatian menggurat lantai cokelat di bawah
sambil sesekali menahan kantuk
lalu menoleh
berharap-harap sosok yang saya tunggu sejak pagi tadi datang
memutar musik di daftar lagu
pilihan saya jatuh pada suara sayang Tuan
mengalun seolah menyemangati
dua menit, dua jam, sampai berlelah
sudah beratus-ratus jenis minyak wangi yang mempir di indra penciuman saya
sudah beribu jenis manusia yang berlalu-lalang
tapi, dia belum jua tiba
duh, haruskah saya menyerah setelah beratus lipatan hari saya menunggu?
lelah?
bukan.
mulut dan hati saya sudah terlampau kebas untuk berkata lelah sekarang
mungkin sesak yang paling tepat
sesak yang sudah mengantri sejak puluhan purnama terbit
duh, bapak ibu dosen, kapan kalian tiba?
18 Mei 2015, pukul 14:22, sudah tujuh jam terpekur di gedung jurusan FBS UNM.
Catatan ini saya temukan di handphone saat masa galau penyusunan skripsi. Widiw, time flies so fast! :')
Tuesday, October 13, 2015
The Lovable Triplets; Dae Han, Min Gook, Man Se!
Jadi, sebenarnya saya sudah ngefans banget sama ketiga bocah lucu asal Korea Selatan ini, sejak kemunculan perdana mereka di episode 34 acara The Return of Superman (슈퍼맨이 돌아왔다). Tahu acara ini? Nggak? Ah, beneran nggak tahu? Where have you been?
Ah, baiklah, tujuan saya menulis ini sebenarnya untuk mengungkapkan rasa cinta saya yang menggebu-gebu pada mereka, sekaligus untuk "meracuni" pembaca sekalian. Jadi, The Return of Superman ini adalah sebuah reality show dari Korea Selatan yang mengusung kegiatan dan kedekatan seorang ayah (selebriti) dan anak-anaknya, jadi, di setiap episode, anak-anak akan sepenuhnya ditangani oleh ayahnya selama empat puluh delapan jam tanpa pengawasan ibu mereka. Nah, di sinilah serunya ketika kita menyaksikan anak-anak yang rata-rata masih balita, dengan segala keribetannya, ditangani sepenuhnya oleh ayah mereka. Saat menyaksikan acara ini, terkadang kita bakal tertawa terbahak-bahak melihat betapa kakunya ayah-ayah ini dalam mengurusi segala macam soal anaknya, dan tak jarang juga kita terharu melihat betapa mereka berusaha keras menjadi ayah terbaik untuk anak-anaknya. Pokoknya, acara ini bukan cuma sekedar tontonan, tapi juga tuntunan yang sangat keren, baik untuk para orang tua dan calon orang tua, tidak heran kalau acara ini mendapat respon luar biasa dari semua kalangan, baik dari dalam Korea Selatan maupun di luar, dan mendapatkan banyak apresiasi berupa penghargaan.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Juni
Aku menekuri ujung sepatu yang kupakai. Sialnya, sepatu ini kembali melempar ingatanku pada wajah gadis itu. Katanya, dulu, ia pali...
-
Yuhuuuu, jadi ini adalah satu label baru di blog saya, yang saya namai #RabuReview. Jadi, setiap hari Rabu, saya akan memosting satu ha...
-
Blogpost hari ini, saya mau bahas soal drama Korea yang tayang di TvN. Sebenarnya, saya sudah punya DVD drama ini sejak jaman dahulu k...







